Berita di tv: pemerintah Indonesia memutuskan 1 ramadhan baru akan jatuh pada hari sabtu besok. Keputusan ini dibuat bedasarkan sidang isbat yang dilakukan dikantor kementrian agama republik Indonesia. Hal ini dikarena kan hilal masih belum terlihat di sejumlah titik seperti makasar, situbondo, bosca dan banyak tempat lainnya. Meskipun demikian sejumlah kelompok agama dan golongan islam lainnya tetap melaksanakan puasa mulai hari jumat esok.
Lagi!
Sesama umat islam tapi berbeda. Jaman yang udah modern gini masih aja belom
bisa nentuin kapan awal puasa. Padahal teknologi yang kita punya udah semakin
canggih. Orang pinternya juga bejibun.
Imbasnya
dengan hal ini adalah nanti bakal ada perdebatan lagi soal kapan lebarannya.
Ini kejadian nggak sekali dua kali. Tapi hampir tiap tahun selalu gini terus.
Kita
kembali ke beberapa puluh bahkan ratus tahun lalu dimana masih jaman jahiliah.
Semua umat islam kompak menentukan kapan mereka harus berpuasa dan kapan mereka
harus lebaran. Positifnya adalah dinamika semakin berkembang dikehidupan
masyakarat. Jeleknya, masih ada beberapa orang yang nggak bisa melihat
keindahan dari suatu hal yang dinamakan PERBEDAAN.
Jumat 20 juli 2012
Kabar
tentang mundurnya awal puasa mungkin nggak sampe ditukang bubur deket rumah
gue. Buktinya walau puasa masih besok, hari ini mereka udah nggak jualan. Bukan
hanya langganan gue atau di beberapa tempat lainnya. Hampir seluruh penjuru
kecamatan gue telusurin buat nemuin si mamang, abang, akang (what everlah
mereka dipanggil) yang lagi jualan.
Dan
keselnya gue adalah, kenapa mereka harus berdemo masal disaat kondisi gue abis
operasi gigi? Padahal perlu diketahui saat ini makanan seenak apapun nggak bisa
gue makan. Nyokap masak rendang aja gue cuekin. Bukan apa-apa, emang gue lagi
nggak bisa makan macem-macem dan bubur menjadi makanan yang paling nikmat untuk
gue santap (walaupun Cuma bubur polos campur kecap doang)
Semoga
keputusan yang dibuat para si mamang, abang, akang (whateverlah mereka
dipanggil) itu adalah keputusan yang tepat. Semoga…
0 komentar:
Posting Komentar