"There was a game we used to play, We would hit the town on friday nightAnd stay in bed until sunday, We used to be so freeWe were living for the love we had and, Living not for reality," Just My Imagination .
Ngomongin kekecewaan, gue udah hatam sama satu hal ini. Rasanya udah jadi menu yang hampir tiap bulan (bahkan tiap hari) selalu muncul. Entah itu dari hal besar atau masalah kecil sekalipun. Semua judulnya sama. Kekecewaan. Buat seorang dreamer kayak gue hal ginian udah jadi menu wajib. Dimana terdapat bumbu kekecewaan ini disetiap resepnya. Nggak ada hari yang terlewatkan tanpa kekecewaan.
Terlebih gue ini tipikal orang yang termasuk konseptor. Yang hobinya ngonsepin apapun. Hampir semua hal yang bakal gue lakuin, pasti selalu gue bikin konsepnya biar jadi indah. Nah disaat teknis dari konsep yang udah dibikin ternyata nggak sesuai dengan ekspentasi, disaat ini lah kekecewaan itu tumbuh dan berkembang. Baik kecewa terhadap orang, situasi ataupun diri gue sendiri.
Contoh kecil, seringkali gue membuat suatu perencanaan tanggal segini mau kesini, perginya sama ini, kesananya naik ini, nanti disana nginepnya disini, melakukan ini-itu dan bla bla bla. Semua itu udah gue rencanain lumayan mateng dan biasnaya gue buatnya jauh-jauh hari. Dan gue pun termasuk orang yang rutin mengecek semuanya agar bisa berjalan sesuai yang diinginkan. Setiap ada kendala baik teknis ataupun faktor alami yang mengganggu berjalannya rencana tersebut, disaat itu juga gue akan mikirin solusinya gimana. Tujuannya tetep: Agar semua dapat berjalan sesuai konsep.
Namun kenyataan sering berjalan nggak sesuai yan diinginkan. Disaat pelaksanaan dari konsep itu udah didepan mata ternyata ada aja satu atau dua hal bahkan banyak hal yang bikin itu semua jadi nggak sesuai rencana. Bagai langit runtuh disaat sedang cerah, semuanya bisa jadi rusak gitu aja. Kendala ini biasanya terjadi mendekati pelaksanaan. Yang paling sering orang yang udah direncanain mendadak batalin. Kondisi yang nggak memungkinkan sering jadi alasan nomor dua kekecewaan gue tersebut. Disusul oleh hal lainnya.
Yaa mungkin ini yang dinamain karma. Dulu beberapa tahun yang lalu tepatnya, gue termasuk tipikal manusia yang sering bikin kecewa orang. Biasanya orang-orang terdekat yang jadi korban kekecewaan gue. Salah satunya adalah pacar gue saat itu yang kemudian dia nggak kuat karena gue sering mengecewakan dia mananya dia pergi.
Disaat semuanya udah terjadi, Cuma sabar aja mungkin obat yang paling ampuh. Kalo kata Hendro tukang bakso depan kampus yang selalu ngeledekin saban ketemu gue berteriak “Udeh legowo aja sampean!”
Yaa mungkin ini konsep dari tuhan yang telah menakdirkan gue untuk seperti ini. beruntung ayah ngasih gue nama legowo. Setiap mau teriak akan ketidaksesuaian gue langsung inget sendiri arti nama gue. Yaa gue nggak pengen bokap kecewa sama nama yang udah dia kasih. Dan gue juga nggak mau kecewain tuhan yang udah bikin konsep ini semua.
Beruntungnya sejak kepala gue kebentur aspal waktu lagi jalan ( sekitar tahun 2011 awal kalo nggak salah) gue langsung menkonsepkan diri gue untuk menjadi single fighter! Disaat itu juga gue berfikir tentang banyaknya kekecewaan yang udah pernah gue buat sama orang-orang terdekat gue. Jadi disaat gue kecewa, yaudah lah toh selama masih bisa dijalanin kenapa harus mikirin kekecewaan itu. Jadiin pelajaran yang berharga aja. Toh hidup itu harus keras kaya rock. Tapi kita harus roll juga bukan?
0 komentar:
Posting Komentar