"Ini orang pada ngapain sih demo, bikin macet aja!"

Kalimat itu pasti akan terlontar dari setiap orang yang aktivitasnya terganggu karena "demo" atau yang biasa gue sebut dengan "unjuk rasa". Memang di negeri yang baru berumur 13 tahun ini, unjuk rasa hal yang rutin ada di hampir setiap hari. Iyaa gue menyebut usia negeri ini baru 15 tahun.
Secara teknis Indonesia udah merdeka dari tahun 45. Tapi karena sistem monarki yang diterapkan pemerintah pada masa orde baru, membuat negeri ini masih seperti kayak dijajah. Bedanya jaman kolonial dulu yang jajah bangsa asing, sekarang dijajah bangsa sendiri.
Balik ke tema! Kalo ditanya pendapat gue mengenai soal aksi unjuk rasa itu gue merasa fair aja. Konsep demokrasi yang dianut negara kan rakyat boleh menyatakan pendapat. Jadi yaa nggak salah kalo mereka berunjuk rasa.
Gue pun selama kuliah adalah mahasiswa yang doyan ikutan demo ini. Bukan apa-apa, sebab menurut gue untuk menyatakan sikap yaa dengan berunjuk rasa ini. Soalnya bersuara di forum aja masih belum bisa diterima pendapat gue itu.
Kebanyakan orang-orang yang berdemo ini adalah mereka yang merasa di marjinalkan. Mendapatkan perlakuan nggak adil atau mereka yang merasa dirugikan. Atas nama solidaritas menjadi dasar mereka berunjuk untuk bersuara. Sebenernya cara ini udah nggak lagi se effektif pas jaman gue sd sih. Pasalnya saat mereka sedang menyatakan sikap/bersuara tentang apa yang terjadi, akan ada pihak lain juga yang bakal disusahin. Misalnya macet yang diciptakan saat demo itu.
Nah biasanya orang-orang yang apatis itu bakal mengumpat sebagai wujud kekecewaan atas masalah baru yang justru ditimbulkan oleh penngunjuk rasa tersebut.
Orang-orang yang apatis itu kemudian menyatakan statement seperti yang gue kemukakan di awal tadi, merupakan tipikal orang dengan jiwa egois yang tinggi. Lho toh mereka nggak peduli kan sama apa yang terjadi. Yang mereka tau adalah mereka bisa bekerja selayaknya orang kerja tanpa hambatan, mereka bisa tetep makan, dan bagi yang berkeluarga dapur mereka tetep bisa ngebul.
Kadang kasihan sih gue terhadap orang-orang kayak gitu. Mereka bersikap apatis karna jiwa mereka gada rasa simpatinya sm orang2 yang di marjinalkan tersebut.
Pertanyaan gue satu. Kalo tiba-tiba mereka orang yang berstatment seperti itu, mendadak di marjinalkan, apa mereka akan berteriak seperti itu juga?
Mending di pikirin dari sekarang deh ;)
0 komentar:
Posting Komentar